China Diam-diam Lirik Jakarta
Jakarta, CNBC Indonesia – Kawasan industri di sekitaran Jakarta ternyata memiliki karakteristik masing-masing. Kawasan Berikat Nusantara (KBN) di wilayah Cakung misalnya lebih dominan pada industri padat karya, kemudian wilayah lain pun perlahan mulai berkembang sesuai karakteristik serta keuntungan wilayahnya, misalnya kawasan industri Cileungsi.
“Cileungsi lumayan makin terkoneksi dengan tol JORR 2 Cijago yang nyambung ke Cibitung, itu tol kalau kebuka aksesnya bagus, itu potensial. Makanya banyak yang mulai usaha dalam warehouse atau cold storage di kawasan industri Cileungsi,” kata Director Industrial & Logistics Services Rivan Munansa Colliers Indonesia kepada CNBC Indonesia, Selasa (4/6/2024).
Kawasan lainnya seperti Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP) juga memiliki keunggulan dalam posisi lokasi, karenanya banyak pelaku usaha yang menjadikan wilayah ini sebagai lokasi pusat rantai pasok ataupun warehouse.
Namun, ada faktor negatif lain yang berpengaruh, yakni mahalnya upah minimum kota (UMK) DKI Jakarta yakni mencapai Rp5.067.381 per bulan. Tidak aneh jika mulai banyak eksodus dari dari kawasan ini ke wilayah lain.
“Ada beberapa yang mulai pindah tapi kebanyakan masih dikeep, rantai pasok lebih mudah kalau disini,” kata Rivan.
Kawasan industri di Jakarta juga bisa menjadi daya tarik bagi investor asing untuk masuk ke wilayahnya. Rivan mengaku telah mendapat informasi bahwa banyak pabrikan China yang mulai mencari lahan di Indonesia akibat perang dagang dengan Amerika Serikat. Terbaru, AS juga mengenakan tarif tinggi untuk produk dari China.
“Belakangan yang lagi tren banyak perusahaan china khawatir perang tarif antara US dan china, jadi mereka banyak perusahaan baru pertama ekspansi dari china mencari wilayah lain termasuk lihat-lihat prospek di Indonesia,” kata Rivan. (Ferry Sandi, CNBC Indonesia)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!